Senin, 27 Mei 2013

SEJARAH ISLAM INDONESIA UNTUK KEBANGKITAN NASIONAL


Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr.Wb

        Presiden pertama Republik Indonesia Bung Karno pernah dengan lantang mengemukakan sebuah pendapat bahwa bangsa yang besar adlah bangsa yang tidak melupakan seejarhanya sendiri. “Jas merah” jangan sekali-kali melupakan sejarah. Bangsa yang ebsar adlaha bangsa yang dapat menghargai para pahlawannya. Pada 20 Mei di Indonesia dikenal sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
            Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini dirujuk dari hari pendirian sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Entah apa yang menjadi landasan sehingga hari pendirian organisasi ini menjadi salah satu pengisi hari besar nasional Indonesia dan diperingati setiap tahunnya. Padahal kalau kita telaah lebih lanjut, pada masa keemasannya di 2009 Budi Utomo hnaya mampu berkembang di Pulau Jawa dengan anggota berkisar 10 ribu orang saja, dan keanggotaannya hanya terbatas pada kaum priyai tanpa mampu menyentuh strata social yang lebih bawah.
         Sebagai masyarakat muslim di Indonesia, seharusnya kita mampu membaca lebih jauh sejarah para mulim pendahulu di Indonesia sebagai pemicu kebangkitan,bukan hanya kebangkitan nasional tetapi juga kebangkitan Islam di Indonesia. Karena banyak fakta sejarah yang telah menulis bahwa kebangkitan nasional hadir atas peran besar umat Islam.

Senin, 20 Mei 2013

Hati tak diberi makan, jadilah kelaparan! baca: "GALAU"


Allah meminta kita untuk menjalankan agama islam secara kaffah bukan tanpa maksud dan tujuan. Sejatinya, apapun yang Allah perintahkan kepada kita, itu demi kebaikan kita sendiri. Sama sekali bukan untuk Allah. Bukan seperti raja kepada rakyat, bukan seperti majikan kepada pembantu, dan bukan juga seperti manajer kepada anak buahnya.

Syariat yang dijalankan dengan sempurna, atau aturan-aturan yang diamalkan sebagaimana mestinya dibalik bagaimana cara kita melakukannya akan membawa kita pada kemurnian tauhid kepada Allah SWT. Kali ini saya hanya akan membahas dari sudut pandang bagaimana syariat mengatur tata cara hubungan seorang laki-laki bersikap kepada lawan jenis yang bukan mahramnya, atau sebaliknya dan mengaitkannya kepada kemurniaan tauhid.

Senin, 06 Mei 2013

Mengingat Mati


Assalamualaikum Wr Wb

Bismillahirrahmaanirrahiim..

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu."
 (QS. Ali Imran:185)

    Potongan ayat di atas menegaskan bahwa semua makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kematian tidak peduli siapa, waktu dan karena apa. Bisa saja ketika kita sedang bercanda atau sedang tertidur kematian menjemput. Sesuai dengan yang tertera di dalam Surat Annisa ayat 78, artinya: “Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” Ajal adalah takdir yang tak bisa diubah manusia. ketentuannya di tangan sang pencipta, Allah SWT. Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun.. .Sungguh kematian menjemput siapa saja yang dikehendakinya. Mungkin kita sering mendengar, ada seorang yang meninggal ketika sedang tertidur, atau seorang yang usianya masih muda meninggal ketika sedang berpesta. tapi ada pula orang yang sudah berkali-kali mencoba bunuh diri, masih belum meninggal. Semua itu membuktikan bahwa ajal adalah rahasia Allah SWT. Ustad Jamil Azzaini menyebutkan bahwa meninggal itu karena ajal. Bukan karena sakit, kecelakaan atau lainnya.

     Sebagai seorang muslim tentu kita menginginkan meninggal dalam keadaan Khusnul Khatimah, yaitu dalam keadaan terbaik, dalam keadaan beriman kepadaNya. Bekal yang kita bawa untuk menghadapi mati adalah iman dan besarnya iman yang kita miliki adalah misteri. Pertanyaannya adalah, sudah seberapa besar usaha kita mempersiapkan bekal iman yang akan kita bawa untuk menghadap sang Khalik nanti ? Cukupkah bekal kita sebagai seorang hamba dijemput kematian ? Akankah kita temasuk ke dalam golongan muslim yang meninggal dalam Khusnul Khatimah atau kah malah sebaliknya yaitu su'ul khatimah.

Renungan - Daripada si Dia Ku Pilih Orang Tua. .

Betapapun saat masa remaja datang, ketika perasaan mencintai lawan jenis mulai ada. Terkadang kita terlupakan ada yang lebih utama yang harus kita cintai. Meraka adalah orang tua kita, Ibu dan Bapak kita. .

PERJUANGAN IBU
Kasih sayangnya pada kita tak usah kau tanyakan lagi. Dibayar dengan gunung emas sekalipun jasa-jasanya takan mampu terbayar oleh sang anak.
Duhai ibu, perjuanganmu saat mengandung, sungguh sangat besar. Engkau posisikan hidupmu untuk kebaikan si jabang bayi dalam kandunganmu, Ibu yang rela berhenti memakan makanan pedas disaat itu adalah makanan favoritnya, Ibu yang rela mengorbankan waktu tidurnya, aktifitasnya dan segalanya.