Selasa, 18 Juni 2013

Doa : Senjata Orang Mukmin

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Doa adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Doa merupakan aktivitas ibadah yang paling agung. Setiap ibadah pasti mengandung doa kepada Allah SWT, dan doa tanpa ibadah belumlah sempurna.

Doa adalah senjata orang mukmin, ia penghilang kegundahan, pelenyap kesusahan dan solusi jitu untuk menyelesaikan berbagai problematika hidup. Pada saat berdoa, kita sedang memohon kepada Zat yang Maha Menguasai dan Maha Memiliki seluruh jagad raya ini, di tangan-Nya lah segala perbendaharaan langit dan bumi.

Kedahsyatan doa bagi kaum muslimin tidak dapat terbantahkan lagi. Kekuatannya hanya dimiliki oleh orang-orang beriman. Hal ini dikarenakan orang-orang beriman, selain berusaha maksimal dalam setiap amal yang dilakukannya, dia juga tidak pernah lupa menggantungkan seluruh usahanya melalui doa kepada Allah SWT.


Dalam Al Qur’an, Allah SWT menjamin bahwa seluruh doa hamba-Nya pasti dikabulkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (Q.S. Al Mu’min: 60). Allah menjamin pengabulan setiap doa kita melalui janji-Nya dalam ayat tersebut. Janji itu jelas bersifat mutlak. Hanya saja dalam ayat tersebut Allah SWT tidak menjelaskan dengan kata-kata, menurut permintaanmu, atau menurut waktu yang engkau kehendaki, atau menurut kehendakmu itu sendiri.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda: “Tidak seorangpun yang berdoa, melainkan ia berada di antara salah satu dari 3 (tiga) kelompok ini: Kadang ia dipercepat sesuai dengan permintaannya, atau ditunda (diijabahnya) demi pahalanya, atau ia dihindarkan dari keburukan yang menimpanya.” (HR. Imam Ahmad dan AI-Hakim). Namun, disamping itu yang menjadi pertanyaan adalah kapan kah waktu-waktu ketika doa dijamin akan dikabulkan? Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim bahwa pengabulan doa terdapat di hari Jumat.


Sebaik-baik hari bagi umat Islam dalam sepekan adalah hari Jum’at. Ia-lah sayyidul ayyaam (pemimpin hari) yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Ta’ala. Banyak ibadah yang dikhususkan pada hari itu, misalnya membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan pada shalat Subuh, membaca surat Al-Kahfi, shalat Jum’at berikut amalan-amalan yang menyertainya, dan amal ibadah lain yang sangat dianjurkan sekali pada hari Jum’at. Di dalamnya juga terdapat satu waktu di mana doa begitu mustajab; dijanjikan akan dikabulkan. Tidaklah seorang hamba yang beriman memanjatkan do’a kepada Rabb nya pada waktu itu kecuali Allah akan mengabulkannya selama tidak berisi pemutusan silaturahmi dan tidak meminta yang haram. Karena nya seorang muslim selayaknya memperhatikan dan memanfaatkan waktu yang berkah ini.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah membicarakan tentang hari Jum’at lalu beliau bersabda, “Pada hari itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim shalat berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu,  melainkan Dia akan mengabulkannya.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, -yang kami pahami- untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat).”(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini berkaitan dengan salah satu keutamaan hari Jum’at dimana pada hari tersebut Allah akan mengabulkan doa orang yang meminta kepada-Nya. Doa yang dipanjatkan pada saat itu mustajab (mudah dikabulkan) karena bertepatan dengan waktu pengabulan doa.

Tetapi para ulama berbeda pendapat tentang waktu dikabulkannya doa pada hari Jum’at ini. Sampai-sampai Ibnu Hajar dan Asy-Syaukani menyebutkan empat puluh tiga pendapat beserta argument masing-masingnya. Dari kesemuanya, pendapat yang paling kuat tentang waktu mustajab pada hari Jum’at ini ada dua;

a. Waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat jum’at
Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijabah pada hari jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas. Sedangkan Imam As-Suyuthi rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah ketika shalat didirikan.

b. Batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘ashar
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda,“Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.”(HR. Abu Dawud) Dan yang menguatkan pendapat kedua ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakan bahwa, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya.”

Disamping itu, beberapa waktu yang mustajab untuk berdoa ialah saat sepertiga malam dan ketika sahur di bulan Ramadhan. Waktu sahur adalah waktu yang sangat mustajab. Allah SWT meletakkan kemuliaan yang sangat besar pada waktu tersebut.

Sesungguhnya, kita sangat membutuhkan waktu-waktu tersebut, waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa, untuk memohon keselamatan hati kita, dan memohon supaya hidup kita selalu bermakna.

Akan tetapi, terlepas dari kapan waktu pengabulan doa oleh Allah SWT, sebagai hamba-Nya yang beriman kita wajib memohon dan berdoa hanya kepada-Nya. Dia yang mampu mewujudkan segala keinginan maupun harapan kita. Untuk itu, mari berdoa kepada Allah SWT. Janganlah kita berdoa di kala sedih dan susah saja. Namun, saat kita merasa bahagia pun kita tetap harus berdoa kepada Allah. InsyaAllah apabila kita istiqomah dalam berdoa, maka Dia akan mengabulkan doa kita.

Sumber :

Tim Redaksi Tawazun


Tidak ada komentar:

Posting Komentar