Merapatkan dan Meluruskan Shaf
Di antara sunnah (red: petunjuk) yang banyak dilalaikan dan tidak diketahui ummat adalah meluruskan dan merapatkan shaf. Sunnah ini telah ditinggalkan oleh mereka sehingga nampak fenomena yang menyedihkan berupa adanya ketidakrapian shaf dalam sholat berjama’ah. Di lain sisi, orang yang diangkat jadi imam sholat juga tidak paham mengenai sunnah yang satu ini. Kalaupun paham, mereka tidak berusaha mengajarkannya kepada jama’ah, -baik karena sikap acuh tak acuh mereka terhadap sunnah atau karena sungkannya mereka kepada jama’ah yang telah menunjuk dirinya sebagai imam sehingga takut jika posisi itu hilang darinya ketika dia mengajarkan dan menerapkan sunnah yang mulia ini- sehingga terjadilah kekacauan dalam barisan jama’ah yang terkadang melahirkan perselihihan batin dan kebencian. Sebagai bentuk usaha dalam mengatasi problema ini, kami merasa perlu untuk menjelaskan sunnah yang mahjuroh (ditinggalkan) ini dan menyebarkannya melalui tulisan yang ringkas ini.
Anjuran Menyambung Shaf dan Ancaman Memutuskannya
Banyak nash dari hadits Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- yang
menganjurkan kita agar kita meluruskan dan merapatkan shaf, bahkan beliau juga
telah mengancam orang yang memutuskannya dengan ancaman yang keras.
Dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar -radhiallahu Ta’ala ‘anhuma- beliau
berkata: Rasululla-Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
أَقِيْمُوُا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّمَا تَصُفُّوْنَ بِصُفُوْفِ الْمَلاَئِكَةِ, وَحَاذُوْا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسَدُّوْا الْخَلَلَ وَلِيْنُوْا بِأَيْدِيْ إِخْوَانِكُمْ وَلاَ تَذَرُوْا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ. وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
“Luruskan shaf-shaf kalian karena sesungguhnya kalian itu bershaf seperti
shafnya para malaikat. Luruskan di antara bahu-bahu kalian, isi (shaf-shaf)
yang kosong, lemah lembutlah terhadap tangan-tangan (lengan) saudara kalian dan
janganlah kalian menyisakan celah-celah bagi setan. Barangsiapa yang menyambung
shaf, niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan
barangsiapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutuskannya (dari
rahmat-Nya)”.
Imam Abu Dawud As-Sijistany -rahimahullah- berkata ketika menjelaskan sabda
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, “Makna sabdanya:[ “Lembutilah
tangan-tangan (lengan) saudara kalian”] (adalah) apabila ada seorang yang
datang menuju shaf, lalu ia berusaha masuk, maka seyogyanya setiap orang
melembutkan (melunakkan) bahunya untuknya sehingga ia bisa masuk shaf”.
Jika menutup celah yang renggang saja merupakan perkara yang sangat
dianjurkan, apalagi jika itu merupakan kekosongan dan kerenggangan yang sangat
lapang di antara satu jama’ah dengan jama’ah lainnya -sebagaimana yang terlihat
di banyak masjid di tanah air-, maka ini tentu lebih dianjurkan bahkan
diperintahkan.
‘A`isyah -radhiallahu Ta’ala ‘anha- berkata, Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wasallam- bersabda:
مَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللهُ
بِهَا دَرَجَةً وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang menutupi suatu
celah (dalam shaf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya karenanya dan akan
dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga”.
Janji yang demikian besarnya, tentunya tidak diberikan kecuali kepada orang yang memiliki semangat yang tinggi dalam mengamalkan sunnah Rasulullah-Shallallahu ‘alaihi wasallam- di saat manusia banyak yang meninggalkannya dan melalaikannya, bahkan terkadang diingkari. Demikian pula orang yang menolong saudaranya dalam melaksanakan sunnah ini dengan melunakkan bahunya agar saudaranya bisa masuk ke dalam shaf dan tidak terhalang, wajar jika ia disebut sebagai “orang yang terbaik akhlaknya”.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
خِيَارُكُمْ أَلْيَنُكُمْ مَنَاكِبِ فِي الصَّلاَةِ, وَمَا مِنْ خَطْوَةٍ
أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ خَطْوَةٍ مَشَاهَا رَجُلٌ إِلَي فُرْجَةٍ فِي الصَّفِّ
فَسَدَّهَا
“Orang yang terbaik
di antara kalian adalah orang yang paling lembut bahunya dalam sholat. Tak ada
suatu langkahpun yang lebih besar pahalanya dibandingkan langkah yang
dilangkahkan menuju celah dalam shaf, lalu ia menutupinya”.
Perintah Meluruskan dan Merapatkan Shaf
Para pembaca yang budiman telah membaca hadits-hadits yang menganjurkan
kita untuk meluruskan dan merapatkan shaf dan juga ancaman bagi orang yang
memutuskan shaf dengan cara membuat celah antara bahunya dengan bahu
saudaranya, maka wajarlah jika Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
memerintahkan hal tersebut demi menekankan pentingnya meluruskan dan merapatkan
shaf serta bahaya memutuskannya.
Dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu anhu- berkata:
Rasulullah-shollallahu alaihi wasallam- bersabda:
اِسْتَوُوْا وَلاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ
“Luruslah kalian dan
jangan kalian berselisih. Lantaran itu, hati-hati kalian akan berselisih”.
Perhatikan bagaimana Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mengancam orang yang berselisih dalam mengatur shaf, satunya maju sedikit dan satunya lagi agak ke belakang. Inilah yang dimaksud berselisih dalam hadits ini.
Perhatikan bagaimana Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mengancam orang yang berselisih dalam mengatur shaf, satunya maju sedikit dan satunya lagi agak ke belakang. Inilah yang dimaksud berselisih dalam hadits ini.
Dalam hadits lain beliau -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
لَتَسُوُّنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ
“Kalian akan
benar-benar meluruskan shaf, atau Allah benar-benar akan membuat hati-hati
kalian berselisih”.
Seseorang tidak akan
mampu meluruskan shafnya jika ia tidak merapatkan barisannya. Karenanya Nabi
–Shallallahu ‘alaihi wasallam- memerintahkan hal itu dalam sebuah hadits dari:
Anas bin Malik -radhiallahu Ta’ala ‘anhu- bercerita, “Sholat telah
didirikan (telah dikumandangkan iqomah), lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi
wasallam- menghadapkan wajahnya kepada kami seraya bersabda:
أَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ وَتَرَاصُّوْا فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ
ظَهْرِيْ
”Tegakkanlah
shaf-shaf kalian dan rapatkan karena sesungguhnya aku bisa melihat kalian
dari balik punggungku”.
Meluruskan shaf dan
merapatkannya sangat diperhatikan oleh Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi
wasallam- dan para sahabat beliau, sehingga tak heran jika beliau mengingatkan
dan memerintahkannya dalam hadits-haditsnya. Bahkan meluruskan shaf merupakan
salah satu jalan menyempurnakan dan menegakkan sholat, sedangkan menyempurnakan
dan menegakkan sholat merupakan kewajiban. Seorang tak boleh mengurangi
kesempurnaanya dengan merenggangkan shaf.
Sumber: http://al-atsariyyah.com/wajibnya-merapatkan-dan-meluruskan-shaf.html
Oleh: Tim Redaksi Tawazun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar