Selasa, 03 April 2012

Generasi “Galau”? Don’t Follow!

Akhi  wa Ukhti rahimakumullah, alhamdulillah kita bisa jumpa untuk belajar Islam, memahami isinya, memahami persoalan remaja, dan memberikan solusi islami terhadap permasalahan kamu semua. Insya Allah, Islam adalah solusi atas semua permasalahan yang ada. Termasuk masalah-masalah remaja. jangan ikuti ajaran selain Islam, jangan mencoba mencari solusi permasalahan kehidupan kepada selain agama Islam. Sebabnya apa?
Ya, sebabnya kita muslim. Artinya, kita sudah punya pedoman hidup sendiri, punya aturan hidup sendiri, punya jalan hidup sendiri. Islamlah yang mengatur segala permasalahan kita. Islam mengatur kehidupan kita dari mulai bangun tidur sampe tidur lagi (ssstt.. bukan berarti pas bangun tidur langsung tidur lagi, itu sih di lagunya Mbah Surip atuh hehehe…). Maksudnya, dari mulai kita bangun tidur di pagi hari, masuk ke kamar mandi, mandi, sarapan,  ikut kajian keislaman, aktif berdakwah, main facebookan, twiteran, ngeblog, dan lain sebagainya, hingga malam hari kita tidur lagi, pastikan bahwa aturan Islam menjadi landasan aktivitas kita. Keren kan? Itulah hebatnya Islam
.
Sobat muda muslim, termasuk yang lagi jadi sorotan saat ini, meskipun udah berbulan-bulan sih sebenarnya, adalah masih banyaknya di antara kamu yang hidupnya merasa ‘galau’. Oya, istilah galau ini kalo nyari di internet jadi banyak macamnya (tergantung siapa yang menginginkan maksudnya) ada yang bilang galau adalah suatu keadaan ketika suasana hati menginginkan kebebasan, namun ada yang mengikat, nggak mau lepas. Ditemukan juga istilah galau adalah suatu keadaan dimana kita memikirkan suatu hal secara berlebihan, bingung apa yang harus dilakukan dengan suatu hal ini dengan pikirannya sendiri sehingga menimbulkan efek emosi melabil, pikiran pusing, dan mendadak insomnia. Tapi kalo di Kamus Besar Bahasa Indonesia, galau itu artinya sibuk beramai-ramai, sangat ramai atau kacau tidak karuan (pikirannya). Meski sedikit berbeda, tapi penampakan umum ‘penderita’ galau adalah sering resah dan suka mengeluh, masalah pribadi (sengaja) diumbar ke publik (via facebook atau twitter), self-centered alias kalo ngomong lebih banyak tentang “keakuannya”. Ckckck… antum semua termasuk yang galau nggak nih? Pletak! #nepukjidat.
Ya, kehidupan ini bagi orang-orang yang galau serasa sempit. Dunia tak lagi indah, nikmat hidup tak lagi terasa. Inginnya menumpahkan segala kesah dan keluh, menganggap bahwa dirinya paling menderita di seluruh dunia (BTW, lagu jadul Bang Hamdan ATT, “Termiskin di Dunia” bisa tersaingi nih! Hahaha!). Kamu yang merasa lagi galau karena putus cinta, galau dapat nilai fisika berbentuk sisir (maksudnya dapet nilai E alias nggak lulus) makin membuat hatimu remuk redam, wajahpun nggak karuan jadinya bagai pinang diinjek hansip. Hedeuuh, dunia bagimu ibarat altar penyiksaan paling kejam yang pernah kamu rasakan, sehingga perlu memasang status di facebook: “Afgan mode on” alias SADIS. Hehehe… 


Mengapa harus galau?
Akhi wa Ukhti pembaca tawazun, tidak cukupkah Allah Swt memberi nikmat buat kita? tidak nyadar kalo kita udah diberi waktu untuk hidup? Saat kita bangun pagi, membaca doa, lalu berpikir sejenak: “Aku masih hidup, terima kasih ya Allah. Engkau telah memberikan kesempatan bagiku untuk menjemput karunia-Mu yang besar dan berlimpah di dunia ini”. Subhanallah, kalo semua remaja dan umat manusia ini berpikiran demikian, rasanya sedikit, atau malah tidak ada yang galau dalam hidupnya. Seberat apapun masalah yang dihadapi, tidak akan berkeluh kesah dan putus asa. Sebaliknya, akan kian semangat mencari solusinya dengan tetap mengharap ridho Allah. Rasa-rasanya di antara kaum muslimin umumnya sudah pernah membaca surat ar-Rahman. Ya, pasti akan berkesan dengan diulang-ulangnya hingga 31 kali  ayat: Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”). Ayat ini diletakkan di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah Ta’ala yang diberikan kepada manusia. ‘Seolah-olah’ Allah Swt. mempertanyakan kepada kita: “NikmatKu yang mana yang kamu dustakan?”
Jika kita sedang berhadapan dengan seseorang yang mempertanyakan dengan pertanyaan seperti itu kepada kita, rasanya kita akan takut ketika kita memang mendustakan pemberiaan orang tersebut. Apalagi di hadapan Allah Swt.? PertanyaanNya terasa sangat menghunjam dada kita. Sesak rasanya. Meski kita tak mendustakan nikmatNya, namun tetap saja ada rasa khawatir, “jangan-jangan banyak juga nikmat yang tak terasa yang kita lupa bersyukur kepadaNya, atau bahkan tak menganggapnya sebagai nikmat”. Kita pantas takut.
So, tidak ada alasan untuk galau kan? Allah Swt. udah ngasih begitu banyak kenikmatan bagi kita. Ngapain juga kudu nulis status di facebook: “gue sedih, pacar ninggalin gue… ada racun serangga nggak ya?” Wedew! Cemen banget. Atau nge-twit gini: “Tuhan nggak adil, aku tak pernah bisa bahagia” Astaghfirullah. Ckckck.. jangan sampe kayak gitu! tidak boleh berburuk sangka kepada Allah Swt. Lagian, ngapain juga nulis di facebook yang bisa dibaca ribuan teman kamu atau ribuan follower-mu di twitter, apakah ingin seluruh dunia tahu tentang kamu?
‘Curhat’sama Allah Swt.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT tidak pantas kalau kita berkeluh kesah, putus asa, dan mengumbar kegalauan. Cukup Allah Ta’ala saja sebagai tempat antum ‘curhat’. Orang lain belum tentu bisa semuanya membantu kesulitan antum, tetapi Allah SWT insya Allah pasti akan menolongmu. Jadi selalu ingat Allah di kala hatimu resah, gelisah, gundah gulana bin galau.
Allah Swt berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’d [13]: 28)
Sobat muda muslim pembaca setia tawazun, bertakwalah kepada Allah SWT insya Allah masalah yang kita hadapi ada jalan keluarnya dan tawakkallah kepada Allah Swt, insya Allah Dia akan mencukupkan keperluan kita. Sebagaimana dalam firmanNya pada QS ath-Thlaaq [65]: 2-3. Ayat ini adalah janji Allah SWT. Kita wajib mempercayainya. So, tidak usah galau atas segala kesempitan dan kesusahan yang kamu hadapi.
Tips sederhana
Akhi wa Ukhti, nih ada sedikit tips praktis yang insya Allah bisa membantu antum ngilangin galau: Pertama, jangan putus asa. Benar sobat. tidak perlu untuk putus asa. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya dalam hidup kita. Realistis saja. Ibarat dua sisi mata uang, kalo yang satu adalah kegagalan, maka sisi lainnya adalah keberhasilan. Jadi, masih ada kesempatan untuk mencobanya lagi. Maju terus pantang mundur dan jangan galau
Kedua, belajar dari kesalahan. Hidup ini penuh dinamika sobat. Kemarin kita boleh gagal. Tapi esok, jangan terulang lagi. Itu sebabnya, pelajari kenapa kita gagal. Mungkin ada kesalahan yang kita lakukan. Mending pelajari dan perbaiki kesalahan itu ketimbang ngumbar galaumu.
Ketiga, galang dukungan. Tidak usah malu untuk meminta dukungan dari pihak lain. Apalagi jika kekuatannya bisa memperbaiki kegagalan dan kegalauan kita. Kita bisa lakukan itu untuk meningkatkan semangat dan kinerja kita. Jadi gandeng teman, ortu, guru dsb untuk membantu atasi kegalauanmu selama ini.
Keempat, baca biografi orang yang sukses dalam hidupnya. Kamu bisa baca kisah para sahabat rasulullah saw., dan juga orang-orang sukses jaman kiwari. Siapa tahu bisa tambah bikin semangat. Cobalah. So, meski banyak generasi galau, don’t follow. Sebaliknya, ajak mereka supaya tidak galau lagi. Caranya? Coba mulai dengan membaca buletin tawazun edisi ini dan ajak diskusi. Sip kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar