Akhi wa Ukhti rahimakumullah, alhamdulillah kita
bisa jumpa untuk belajar Islam, memahami isinya, memahami
persoalan remaja, dan memberikan solusi islami terhadap permasalahan kamu
semua. Insya Allah, Islam adalah solusi atas semua permasalahan yang ada.
Termasuk masalah-masalah remaja. jangan ikuti ajaran selain Islam, jangan
mencoba mencari solusi permasalahan kehidupan kepada selain agama Islam.
Sebabnya apa?
Ya,
sebabnya kita muslim. Artinya, kita sudah punya pedoman hidup sendiri, punya
aturan hidup sendiri, punya jalan hidup sendiri. Islamlah yang mengatur segala
permasalahan kita. Islam mengatur kehidupan kita dari mulai bangun tidur sampe
tidur lagi (ssstt.. bukan berarti pas bangun tidur langsung tidur lagi, itu sih
di lagunya Mbah Surip atuh hehehe…). Maksudnya, dari mulai kita bangun tidur di
pagi hari, masuk ke kamar mandi, mandi, sarapan, ikut kajian keislaman, aktif berdakwah, main
facebookan, twiteran, ngeblog, dan lain sebagainya, hingga malam hari kita
tidur lagi, pastikan bahwa aturan Islam menjadi landasan aktivitas kita. Keren
kan? Itulah hebatnya Islam
.
.
Sobat
muda muslim, termasuk yang lagi jadi sorotan saat ini, meskipun udah
berbulan-bulan sih sebenarnya, adalah masih banyaknya di antara kamu yang
hidupnya merasa ‘galau’. Oya, istilah galau ini kalo nyari di internet jadi
banyak macamnya (tergantung siapa yang menginginkan maksudnya) ada yang bilang
galau adalah suatu keadaan ketika suasana hati menginginkan kebebasan, namun
ada yang mengikat, nggak mau lepas. Ditemukan juga istilah galau adalah suatu
keadaan dimana kita memikirkan suatu hal secara berlebihan, bingung apa yang
harus dilakukan dengan suatu hal ini dengan pikirannya sendiri sehingga
menimbulkan efek emosi melabil, pikiran pusing, dan mendadak insomnia. Tapi
kalo di Kamus Besar Bahasa Indonesia, galau itu artinya sibuk beramai-ramai,
sangat ramai atau kacau tidak karuan (pikirannya). Meski sedikit berbeda, tapi
penampakan umum ‘penderita’ galau adalah sering resah dan suka mengeluh,
masalah pribadi (sengaja) diumbar ke publik (via facebook atau twitter), self-centered alias kalo ngomong lebih banyak tentang
“keakuannya”. Ckckck… antum semua termasuk yang galau nggak nih? Pletak!
#nepukjidat.
Ya,
kehidupan ini bagi orang-orang yang galau serasa sempit. Dunia tak lagi indah,
nikmat hidup tak lagi terasa. Inginnya menumpahkan segala kesah dan keluh,
menganggap bahwa dirinya paling menderita di seluruh dunia (BTW, lagu jadul
Bang Hamdan ATT, “Termiskin di Dunia” bisa tersaingi nih! Hahaha!). Kamu yang
merasa lagi galau karena putus cinta, galau dapat nilai fisika berbentuk sisir
(maksudnya dapet nilai E alias nggak lulus) makin membuat hatimu remuk redam,
wajahpun nggak karuan jadinya bagai pinang diinjek hansip. Hedeuuh, dunia
bagimu ibarat altar penyiksaan paling kejam yang pernah kamu rasakan, sehingga
perlu memasang status di facebook: “Afgan mode on” alias SADIS. Hehehe…
Mengapa
harus galau?
Akhi
wa Ukhti pembaca tawazun, tidak cukupkah Allah Swt memberi nikmat buat kita? tidak
nyadar kalo kita udah diberi waktu untuk hidup? Saat kita bangun pagi, membaca
doa, lalu berpikir sejenak: “Aku masih hidup, terima kasih ya Allah. Engkau
telah memberikan kesempatan bagiku untuk menjemput karunia-Mu yang besar dan
berlimpah di dunia ini”. Subhanallah, kalo semua remaja dan umat manusia ini
berpikiran demikian, rasanya sedikit, atau malah tidak ada yang galau dalam
hidupnya. Seberat apapun masalah yang dihadapi, tidak akan berkeluh kesah dan
putus asa. Sebaliknya, akan kian semangat mencari solusinya dengan tetap
mengharap ridho Allah. Rasa-rasanya di antara kaum muslimin umumnya sudah
pernah membaca surat ar-Rahman. Ya, pasti akan berkesan dengan diulang-ulangnya
hingga 31 kali ayat: Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi
ban (“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”).
Ayat ini diletakkan di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah Ta’ala
yang diberikan kepada manusia. ‘Seolah-olah’ Allah Swt. mempertanyakan kepada
kita: “NikmatKu yang mana yang kamu dustakan?”
Jika kita sedang berhadapan dengan seseorang
yang mempertanyakan dengan pertanyaan seperti itu kepada kita, rasanya kita
akan takut ketika kita memang mendustakan pemberiaan orang tersebut. Apalagi di
hadapan Allah Swt.? PertanyaanNya terasa sangat menghunjam dada kita. Sesak
rasanya. Meski kita tak mendustakan nikmatNya, namun tetap saja ada rasa
khawatir, “jangan-jangan banyak juga nikmat yang tak terasa yang kita lupa
bersyukur kepadaNya, atau bahkan tak menganggapnya sebagai nikmat”. Kita pantas
takut.
So, tidak ada alasan untuk galau kan? Allah Swt. udah ngasih begitu
banyak kenikmatan bagi kita. Ngapain juga kudu nulis status di facebook: “gue
sedih, pacar ninggalin gue… ada racun serangga nggak ya?” Wedew! Cemen banget.
Atau nge-twit gini: “Tuhan nggak adil, aku tak pernah bisa bahagia”
Astaghfirullah. Ckckck.. jangan sampe kayak gitu! tidak boleh berburuk sangka
kepada Allah Swt. Lagian, ngapain juga nulis di facebook yang bisa dibaca
ribuan teman kamu atau ribuan follower-mu di twitter, apakah ingin seluruh dunia
tahu tentang kamu?
‘Curhat’sama
Allah Swt.
Sebagai
orang yang beriman kepada Allah SWT tidak pantas kalau kita berkeluh kesah,
putus asa, dan mengumbar kegalauan. Cukup Allah Ta’ala saja sebagai tempat
antum ‘curhat’. Orang lain belum tentu bisa semuanya membantu kesulitan antum,
tetapi Allah SWT insya Allah pasti akan menolongmu. Jadi selalu ingat Allah di
kala hatimu resah, gelisah, gundah gulana bin galau.
Allah Swt berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’d [13]: 28)
Sobat muda muslim pembaca setia tawazun,
bertakwalah kepada Allah SWT insya Allah masalah yang kita hadapi ada jalan
keluarnya dan tawakkallah kepada Allah Swt, insya Allah Dia akan mencukupkan
keperluan kita. Sebagaimana dalam firmanNya pada QS ath-Thlaaq [65]: 2-3. Ayat ini adalah janji
Allah SWT. Kita wajib mempercayainya. So, tidak usah galau atas
segala kesempitan dan kesusahan yang kamu hadapi.
Tips
sederhana
Akhi wa Ukhti, nih ada sedikit tips praktis
yang insya Allah bisa membantu antum ngilangin galau: Pertama, jangan putus
asa. Benar sobat. tidak perlu
untuk putus asa. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya dalam hidup kita.
Realistis saja. Ibarat dua sisi mata uang, kalo yang satu adalah kegagalan,
maka sisi lainnya adalah keberhasilan. Jadi, masih ada kesempatan untuk
mencobanya lagi. Maju terus pantang mundur dan jangan galau
Kedua, belajar dari kesalahan. Hidup ini penuh dinamika sobat. Kemarin kita
boleh gagal. Tapi esok, jangan terulang lagi. Itu sebabnya, pelajari kenapa
kita gagal. Mungkin ada kesalahan yang kita lakukan. Mending pelajari dan
perbaiki kesalahan itu ketimbang ngumbar galaumu.
Ketiga, galang dukungan. Tidak usah malu untuk
meminta dukungan dari pihak lain. Apalagi jika kekuatannya bisa memperbaiki
kegagalan dan kegalauan kita. Kita bisa lakukan itu untuk meningkatkan semangat
dan kinerja kita. Jadi gandeng teman, ortu, guru dsb untuk membantu atasi
kegalauanmu selama ini.
Keempat, baca biografi orang yang sukses dalam
hidupnya. Kamu bisa baca kisah para
sahabat rasulullah saw., dan juga orang-orang sukses jaman kiwari. Siapa tahu
bisa tambah bikin semangat. Cobalah. So, meski banyak generasi galau, don’t follow. Sebaliknya, ajak
mereka supaya tidak galau lagi. Caranya? Coba mulai dengan membaca buletin
tawazun edisi ini dan ajak diskusi. Sip kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar