Assalamualaikum Wr Wb..
di Jumat pagi mubarak yang InsyaAllah berkah ini, saya sebagai blogger tamu akan share mengenai fenomena miris yang terjadi di Indonesia. Di dalam posting buletin edisi ini akan dibahas mengenai maraknya sinetron bertema Islam yang tidak sesuai dengan tuntunan akidah, sebaliknya sinetron-sinetron yang ada semakin mendistorsi umat Islam sehingga akan merugikan umat Islam sendiri. Silakan di baca..
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Deretan judul Tukang Bubur naik haji, Ustadz Fotokopi, Haji Medit adalah beberapa diantara sinetron, yang kelihatannya religi namun tersirat mendiskreditkan dan mendistorsi ajaran Islam dan umat Islam. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa sinetron religi sekarang malah menempatkan Islam sebagai “tersangka” kejelekan
Di beberapa sinetron tersebut, Islam digambarkan kejam, jahil, bodoh, tamak, kikir dan sifat tercela lainnya. Sebagai seorang muslim seharusnya kita risau, kecewa dan malu karena suguhan cerita sinetron religi yang ada malah tidak menampilkan bagaimana Islam yang sesungguhya. Pernah menonton Pesantren Rock n Roll? Cerita sinetron tersebut menampilkan mengenai peran muslim yang berpacaran. Atau bahkan cerita sinetron yang menampilkan sosok kyai dan ustad hanya sebagai pengusir setan saja. Fungsi kyai dan ustad sebatas dipanggil untuk melawan makhluk halus. Sinetron religi sekarang jauh dari unsur pendidikan, justru bertentangan dengan akhlak terpuji. Contoh yang bisa diambil adalah Sinetron Haji Medit, Medit itu sama dengan Kikir, Pelit, tidak suka berbagi, yang artinya jauh dari akhlak terpuji.
Sinetron jaman sekarang yang membawa embel-embel Islam, berdampak pada pandangan penikmat sinetron sendiri terhadap agama Islam. Jika ada yang jelek maka Islam pun bisa dicap sebagai agama yang jelek. Umat muslim seharusnya menyadari hal ini. Ustad, Haji, Kyai adalah simbol Islam, yang dihormati, karena guru dan pendakwah. Skenario sinetron sudah ada untuk memfitnah Ustad atau Haji. Seakan-akan yang mendapatkan gelar ustad atau haji adalah nista.
Memang, rata-rata semua skenario sinetron berbau religi berakhir dengan pemeran yang tadinya maksiat lalu menjadi tobat. Namun perlu diperhatikan lagi bagaimana dampak dari peran yang dibawakan pemeran mengenai akidah Islam yang tidak sesuai dengan syariat. Skenario lain yang sering muncul di sinetron religi adalah pembahasan mengenai pernikahan, poligami, dan khitbah. Sayangnya, pesan sinetron tersebut terlalu jauh dari akidah untuk diambil bagusnya. Semakin menyiratkan bahwa Islam itu identik dengan poligami, nikah, dan khitbah. Sinetron memperlihatkan kesan buruk dari ajaran Islam.
Inilah yang dimaksud dengan pendistorsian Islam dan umat Islam melalui sinetron yang banyak ditayangkan di berbagai saluran televisi swasta di negeri ini. Entah apa maksud dari produser, yang jelas tayangan sinetron tersebut bisa merusak akidah dan membawa dampak buruk mengenai ajaran Islam yang sesungguhnya. Penggunaan simbol-simbol agama Islam seperti adanya ustad, wanita berkerudung, dan lainnya tidak lagi sesuai dengan ajaran Islam. Para ustad yang ikut bermain di dalamnya, biasanya
mengesampingkan nilai moral yang harusnya disiratkan dalam skenario sinetron.
Mengenai peran seorang ustad di dalam sinetron ternyata mulai menuai kritik keras dari beberapa umat muslim di Indonesia. Salah satunya pengajuan protes terhadap salah satu tayangan sinetron religi Islam yang mendiskreditkan peran ustad. Peran ustad di dalam sinetron cenderung tidak sesuai dengan akidah akhlak yang seharusnya dimiliki seorang tokoh agama umat Islam. Adegan penyalahgunaan pengucapan istighfar contohnya, sang ustad dalam perannya tidak mencontohkan dengan baik pengucapan istighfar. Kalimat istighfar ‘Astaghfirullah AlAdhim Ya Allah Ya Kariim’. Ini sangat mengganggu, karena mengucapkannya sambil berbuat zhalim, misalnya sambil meledek orang miskin, sambil memukul orang, dan perbuatan buruk lainnya. Dan ini dilakukan hampir setiap hari. Apalagi banyak ditonton anak-anak. Pengucapan istighfar seperti dipermainkan saja. Nama Allah SWT kok disebut ketika sedang berbuat tercela
Sebagai umat Islam, kita merupakan bagian dari fenomena ini. Lantas, apakah kita yang menyadari hal ini hanya diam saja. Banyak hal yang bisa kita lakukan. Minimal kita tidak ikut-ikutan hobi menyaksikan sinetron macam itu. Lebih bagus lagi kalau kita bisa
mengkondisikan keadaan di rumah untuk menghindari tontonan yang seperti itu. Lebih jauh lagi, kita yang mengerti dan paham akan hal ini bisa memberikan pemahaman kepada keluarga dan orang-orang disekitar kita supaya tidak terbawa oleh pesan-pesan negatif yang terselip dibalik tontonan yang mengibur itu.
Mungkin secara langsung kita tidak bisa mencegah apalagi menghentikan maraknya tontonan sinetron berbau religi yang melenceng dari syariat, daripada para saudara muslim menonton sineron yang tidak berpendidikan dan tidak terpuji, lebih baik kita mengisi waktu untuk memperbaiki diri dengan berbuat kebaikan, memanfaatkan waktu yang ada untuk memperbanyak ibadah, menyempurnakan ibadah wajib dan memperbanyak ibadah sunah. Jika ingin menonton televisi, maka carilah hiburan yang menarik dan bermanfaat dan tidak mengajak pada kemungkaran atau maksiat. Para saudara muslim bisa mengamalkan pesan baik yang diambil dari potongan lagu religi karya Opick, yaitu membaca Alquran dan maknanya, mendirikan sholat malam, memperpanjang dzikir malam, dan perbanyaklah berpuasa (puasa sunah), kemudian yang terakhir berkumpullah dengan orang sholeh. Selain mendapat kebaikan tentu akan mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT.
Tim Redaksi : TAWAZUN
Sumber:
disadur, dikutip dan dengan dilakukan perubahan seperlunya dari news.fimadani.com, saryadinilan.blogspot.com, dan chirpstory karya Irsyad Ali .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar