Rabu, 17 April 2013

Konflik Israel-Palestina Bukan Persoalan Agama?





Bismillahirrahmaanirrahiim..


Banyak kalangan menilai persoalan Palestina merupakan persoalan kemanusiaan, karena seringkali Zionis Israel melakukan serangan terhadap masyarakat lintas agama, bangsa, dan Ras. Bagi kaum Muslim, akar persoalan Palestina (sejak Yahudi menjajah Palestina tahun 1948 hingga hari ini) berawal dari persoalan akidah. paling tidak ada tiga aspek yang melatarbelakangi perang tak berkesudahan ini:


1. Aspek akidah/syariah

Palestina yang di dalamnya terdapat Al-Quds adalah tanah waqaf umat Islam, yang telah mereka warisi semenjak lebih dari 6000 tahun. Hal ini karena, Ibrahim as bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula Nasrani, tetapi seorang yang hanif dan muslim. Dan beliau tidak musyrik pada Allah (QS Ali Imran: 67).

Dari ayat tersebut  jelas disebutkan bahwa Palestina adalah warisan ideologis, bukan warisan genetis. Masuknya Musa ke tanah Palestina bukan karena nenek moyangnya orang Palestina, melainkan perintah keimanan kepada Allah Swt. "Musa berkata, hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan bagimu (selama kamu beriman). Dan janganlah kalian lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kalian akan menjadi orang-orang yang merugi." (Q.S Al Maidah: 21).

Karena itu, Zionis Israel tidak memiliki hak waris atas tanah Palestina baik dari Ibrahim, Musa, ataupun Ya'kub (Israel) yang merupakan nenek moyang mereka. Sebab, Palestina adalah warisan keimanan sedangkan Zionis Israel saat ini berada dalam ruang keimanan yang berbeda, bahkan bertentangan dengan pendahulu mereka. "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub. "Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk
 Islam." (Q.S Al Baqarah: 132)

Dari sudut pandang keimanan, Palestina adalah warisan Islam. Bukan warisan tiga agama dan peradaban; Islam, Kristen, dan Yahudi yang sering disebutkan mempunyai akar yang sama, yaitu agama Ibrahim. Sebab, Ibrahim hanya memiliki satu agama, agama Islam. "Ataukah kalian, (orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'kub dan anak cucunya adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah, apakah kalian yang lebih mengetahui atau Allah?..." (Q.S Al Baqarah: 140)

Di tanah ini berdiri al-Quds, ada beberapa keutamaan dan sejarah penting yang dimiliki al-Quds. Antara lain, tanah wahyu, Tanah kiblat pertama (QS al-Baqarah [2]: 144), tempat suci ketiga bagi umat Islam,  tanah ibukota Khilafah.

2. Aspek Sejarah.

Sejarah telah mencatat bahwa Syam (Palestina adalah bagian di dalamnya) pernah dikuasai Romawi selama tujuh abad (64 SM-637 M). Tujuan suci untuk merebut Syam dari imperium Romawi terus digelorakan oleh Rasulullah saw. kepada para Sahabat, di antaranya kepada Muadz pada suatu hari. Beliau bersabda, "Muadz! Allah Yang Mahakuasa akan membuat kalian sanggup menaklukkan Syam, setelah kematianku…"

Tepat pada tahun ke-8 H sebanyak tiga ribu pasukan yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah bergerak menuju Balqa', salah satu wilayah Syam. Di sana sudah menanti bala tentara Romawi yang berjumlah dua ratus ribu di bawah pimpinan Herqel, seorang kaisar Romawi. Perjuangan panjang dan melelahkan kaum Muslim itu baru menuai hasil pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. (638 M).

Namun, pada masa Kekhilafahan Abbasiyah, tanggal 25 November 1095, Paulus Urbanus II menyerukan Perang Salib dan tahun 1099 pasukan Salib berhasil menaklukkan al-Quds dan mereka membatai 30.000 muslim tanpa pandang bulu. Pada tahun 1187, Salahuddin al-Ayyubi sebagai komandan pasukan Muslim berhasil membebaskan kembali al-Quds dari pasukan Salib yang telah menduduki selama sekitar 87 tahun (1099–1187).

Bila kita melihat sejarah sebelum Rasulullah SAW, Zionis Israel Yahudi juga tidak memiliki akar sejarah sebagai penduduk asli Palestina. Kedatangan mereka ke tanah Palestina pada permulaan akhir periode sebelum lahirnya Isa bin Maryam sampai permulaan masehi bukanlah sebagai pemilik, tetapi sebagai imigran dari Mesir, begitu juga kedatangan mereka ke tanah Palestina saat ini yang berujung pada kolonialisasi. Sebelum masuknya bangsa Israel, Palestina telah dihuni oleh bangsa Kanaan yang merupakan nenek moyang bangsa Arab Palestina saat ini. Ini disebutkan dalam Kitab Bilangan XIII ayat 17-18.

Pernyataan serupa juga diceritakan dalam Al-Qur'an. Bahkan Al Qur'an (Q.S Al Maidah: 21-26) menyebutkan bahwa bangsa Israel itu tidak layak atas tanah Palestina karena perilaku mereka sendiri.

Dalam sejarah Palestina, negeri itu pernah jatuh ke tangan Bangsa Israel pada permulaan Masehi. Pertempuran mereka dengan penduduk asli Palestina tercatat dalam kitab Samuel I, bab 13 dan 14 yang mengisahkan strategi Saul dan Yonatan yang menyerbu Michmas.
Namun, pada tahun 70 M, kekuasan bangsa Israel itu runtuh seiring kematian Herodes dan masuknya kekuatan Romawi menguasai seluruh Palestina. Sementara itu, tanah Palestina menjadi tanah wakaf umat Islam pada masa pemerintahan Umar bin Khattab pada abad 7 M setelah Romawi ditaklukkan tentara Islam.

Dalam hukum internasional dinyatakan bahwa yang berdaulat atas suatu wilayah adalah mereka yang pertama kali mendiami wilayah tersebut dan menunjukkan bukti eksistensi mereka atas wilayah tersebut berupa aktivitas dan bukti-bukti fisik yang menunjukkan kedaulatan mereka atas wilayah tersebut. Karena itu, bangsa Kana'an yang merupakan nenek moyang Arab Palestina saat ini adalah pemilik sah tanah Palestina.

3. Aspek politik.

Aspek politik dari isu Palestina ini tidak bisa lepas dari zionisme dan imperialisme Barat. Zionisme adalah gerakan orang-orang Yahudi untuk mendirikan negara khusus bagi komunitas mereka di Palestina. Theodore Hertzl merupakan tokoh utama yang mencetuskan ide pembentukan negara tersebut. Ia menyusun doktrin Zionismenya dalam bukunya berjudul Der Judenstaad' (The Jewish State).

Secara nyata, gerakan ini didukung oleh tokoh-tokoh Yahudi yang hadir dalam kongres pertama Yahudi Internasional di Basel (Swiss) tahun 1895. Kongres tersebut dihadiri oleh sekitar 300 orang, mewakili 50 organisasi zionis yang terpencar di seluruh dunia.
Lalu, melihat semua permasalahan ini, nyatalah, bahwa satu-satunya solusi bagi kaum muslimin di palestina bukanlah memohon pertolongan kepada PBB. Tapi dengan mengembalikan Khilafah Islamiyyah yang akan memimpin dan mengkomandoi 1,5 milyar kaum muslim di seluruh dunia untuk berjihad. Khilafah dan Jihad!, dua kata untuk mengubur Zionis Yahudi. Inilah satu-satunya solusi yang diberikan Allah dan Rasulnya kepada kita.
Perumpamaan kaum mukminin dalam saling cinta dan sayang mereka laksana satu tubuh, jikalau ada satu anggota tubuh yang mengeluh, maka seluruh tubuh ikut merasakan demam dan bergadang (HR Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, tidaklah kita mencukupkan pada aksi-aksi saja, kepada pengiriman bantuan saja, dan kepada protes dan pengutukan saja, tetapi lebih daripada itu, setiap ummat Islam mesti memiliki kesadaran politik bahwa satu-satunya solusi mereka adalah tegaknya kembali Khilafah Islam yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan secara sadar dan sistematis memperjuangkan tegaknya Khilafah itu dengan seluruh kekuatan yang ada pada diri kita
Salah satu dukungan umat islam di seluruh dunia yaitu dengan memboikot produk mereka yang telah beredar di dunia. Karena dengan membeli produk milik yahudi kita telah membantu mereka untuk menindas saudara-saudara kita di palestina dan menyisihkan uang kita terhadap kejahatan yang dilakukan oleh bangsa yahudi.seperti Unilever, Coca Cola makanan Fast Food seperti KFC, Kitkat, Nescafe, L’oreal, Disney, Revlon, Danone, Strabucks Coffee, McD, susu Nestle, Jaffa, Eden, Strauss. Waspadai pula merek kurma Israel seperti Jordan River, Hadiklaim, Tamara, King Solomon, Jordan Plains, Karsten Farms/Kalahari dan Bomaja. Wallahua'lam bishshowab.

Sumber: (bilal/arrahmah.com), http://www.bingkaiberita.com/, http://www.republika.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar